Suarakita.org- Kanker payudara adalah salah satu penyebab kematian utama pada perempuan. Tidak banyak yang mengetahui, bahwa pria juga sama terancamnya. Laporan terbaru WHO memprediksi angka yang mengerikan.
Setiap tahun 600 pria didiagnosa dengan kanker payudara di Jerman. Jika dibandingkan dengan 74.500 perempuan dengan kasus yang sama, ini memang angka yang sangat kecil.
Tapi ahli urologi Profesor Sabina Kliesch menegaskan, penerangan mengenai bahaya ini bisa menyelamatkan nyawa. Jika tidak menyadarinya, pasien bisa terkena kanker payudara. Karena kaum pria cenderung menunggu lebih lama sebelum mencari penanganan medis.
Prediksi WHO
Dalam laporan kanker dunia 2014, organisasi kesehatan dunia (WHO) memprediksi, jika situasi tidak berubah, 20 persen pria akan menderita kanker sebelum umur 75 tahun di tahun 2030, dan 16 persen akan meninggal karena penyakit tersebut.
Resiko pria menjadi pasien kanker payudara bertambah sejalan dengan usia. Tapi ini tidak berarti lelaki muda bebas dari resiko.
Jerman, bersama dengan kebanyakan negara-negara barat, tidak memiliki program pemeriksaan dini, seperti mammogram bagi perempuan, untuk mendeteksi kanker payudara pada pria saat masih dalam tahap awal.
“Pemerintah harus menunjukkan komitmen politik untuk meningkatkan implementasi screening berkualitas tinggi dan program deteksi dini, yang lebih merupakan investasi dibanding biaya pengeluaran tambahan,” ujar Bernard Stewart, salah satu penulis laporan WHO.
Para peneliti masih belum mengetahui mengapa pria bisa menderita kanker payudara. Menurut ahli urologi Kliesch, beberapa faktor resiko bagi pria, termasuk sejarah penyakit kanker payudara diantara anggota keluarga perempuan.
Mereka yang menderita sindrom Klinefelter juga lebih beresiko terkena kanker payudara. Sindrom Klinefelter adalah kelainan genetik pada laki-laki yang diakibatkan oleh kelebihan kromosom X. Pria yang menderita sindrom Klinefelter memiliki kemungkinan 15 hingga 50 persen lebih tinggi untuk terkena kanker payudara.
Periksa diri sendiri
Iklan layanan masyarakat yang mengingatkan untuk melakukan pemeriksaan dini akan kanker payudara di televisi, internet dan majalah semua ditujukan bagi perempuan. Ini hal yang harus mulai dilakukan kaum pria, ujar Kliesch, “seperti mereka juga memeriksakan skrotum untuk mengetahui ada tidaknya pertanda kanker testis.”
Ia menjelaskan, pria harus menyediakan waktu dua menit saat sedang mandi untuk memeriksa payudaranya. “Jika mereka merasa ukurannya berubah, ada bagian yang mengeras, atau ada sekresi puting, maka mereka harus langsung memeriksakan diri ke dokter.”
Namun, gejala tersebut tidak berarti indikasi penderita kanker payudara. Tapi ini alasan untuk diperiksa seorang dokter umum. Sama seperti pada peremuan, pemeriksaan dini memberi kesempatan terbaik bagi pria untuk bisa disembuhkan secara efektif, kata Kliesch.
Laki-laki dan perempuan ditangani dengan cara yang tidak jauh berbeda. Ginekolog juga menangani pasien pria yang menderita kanker payudara “karena mereka yang paling berpengalaman dengan kasus kanker payudara,” tambah Kliesch. Pengangkatan sel kanker atau operasi pengangkatan payudara juga bisa diterapkan pada pasien pria.
Jika terdeteksi di tahap awal, prognosa kanker payudara pada pria mirip dengan pasien perempuan pada usia yang sama dengan kanker pada stadium yang sama. Saat ini ada sekitar 84 persen pasien pria dengan kanker payudara yang akan bertahan hidup lima tahun lebih lama dari diagnosa awalnya.
Sumber :dw.de