Search
Close this search box.
Ilustrasi :picture alliance
Ilustrasi :picture alliance

Suarakita.org- Pemerintah Mesir, telah bersumpah akan menggusur kamp-kamp protes kelompok Islamis, setelah mengatakan bahwa upaya mediasi internasional telah gagal. Sinyal yang ditakutkan berujung pada kekerasan.

“Kabinet telah menegaskan bahwa keputusan untuk membubarkan aksi duduk di Rabaa Adawiya dan Nahda adalah sebuah keputusan akhir, yang kita semua sepakati, dan tidak ada kata mundur untuk itu,“ kata Perdana Menteri Hazem al-Beblawi di televisi.

Para pengunjuk rasa dari kelompok Ikhwanul Musliminyang selama ini berkemah di dua lapangan di Kairo berkeras mereka akan tetap tinggal di sana sampai Mohamed Mursi dikembalikan ke jabatannya sebagai presiden.

Akan dibubarkan paksa
“Kami menyerukan kepada mereka sekarang, sekai lagi, untuk segera pergi, dan kembali ke rumah mereka dan bekerja, tanpa diburu jika tangan mereka belum kotor oleh darah,“ kata Beblawi.

Kantor kepresidenan sebelumnya telah menyatakan bahwa upaya mediasi yang dilakukan negara Barat dan Arab telah gagal.

Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam setelah Wakil Menteri Luar Negeri Amerika William Burns meninggalkan Kairo, tanpa berhasil membuat kemajuan dalam mencari kompromi antara militer dan pemerintah transisi dengan para pendukung Mursi.

Pemerintah telah memerintahkan polisi membubarkan aksi duduk dan protes yang mereka gambarkan sebagai “ancaman bagi keamanan nasional“, meski perintah itu ditunda selama upaya dialog kedua kubu berlangsung.

Pemerintah Mesir menuding sikap internasional terkait tindakan atas pendukung Mursi, sebagai sebuah tekanan yang berlebihan.

Pernyataan ini muncul setelah Senator John McCain dan Lindsey Graham membuat marah para pendukung pemerintah Mesir saat menggambarkan penggulingan Mursi sebagai sebuah “kudeta”.

Tekanan Internasional
Graham dan McCain kemudian diwawancara CBS apakah mereka cemas dengan apa yang terjadi di Mesir.

“Ya Tuhan,“ kata Graham. “Saya tidak tahu akan seburuk ini. Orang-orang ini hanya berjarak hari atau pekan dari pertumpahan darah.”

Washington telah menyerukan kepada militer dan faksi-faksi politik di Mesir untuk menyelesaikan pertikaian diantara mereka melalui dialog.

“Kami jelas tak percaya bahwa waktu untuk dialog telah lewat,“ kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Jen Psaki.

Washington bersama-sama negara barat lainnya juga selama ini menekan militer agar segera membebaskan presiden Mursi yang kini ditahan di tempat yang dirahasiakan.

Dalam pernyataan bersama, Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton menyampaikan kecemasan atas situasi terakhir.

“Ketika konfrontasi kekerasan lebih lanjut sejauh ini bisa dihindari, kami tetap prihatin dan gelisah bahwa para pemimpin pemerintah dan oposisi belum menemukan cara untuk memecahkan kebuntuan yang berbahaya ini,” kata mereka.

“Pemerintah Mesir memikul “tanggung jawab khusus“ untuk memecah kebuntuan dan memastikan keamanan dan kesejahteraan warganya, kata Kerry dan Ashton sambil memperingatkan bahwa “situasi masih sangat rentan“.

Sumber : DW.DE