Search
Close this search box.
Kekerasan terhadap kelompok homoseksual masih kerap terjadi diberbagai belahan dunia
Kekerasan terhadap kelompok homoseksual masih kerap terjadi diberbagai belahan dunia

Ourvoice.or.id- Lebih 20 ditangkap dan banyak yang terluka sehubungan parade “Pride” pertama yang digelar kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di Montenegro.

Lebih 1000 orang anti gay melempari batu, telur dan botol ke arah dua puluhan peserta Parade Pride di lokasi wisata Budva di Montenegro. Beberapa jam kemudian, seorang pastor ortodoks menyipratkan air pemberkatan di tempat parade kaum homoseksual itu berkumpul seakan ingin mengusir “jin yang jahat “.

Diskriminasi terhadap kaum homoseksual sering terjadi

„Bentrokan ini sudah diperkirakan“, komentar Jelena Dacić, Direktur LSM-HAM Montenegro, Juventas. „Masih banyak yang harus dikerjakan agar kaum homoseksual Montenegro dihargai hak-haknya dan dianggap setara, ungkap anggota parlemen Eropa, Franziska Brantner dari partai Hijau kepada Deutsche Welle. “Ini bukan karena hari parade saja. Kaum LGBT masih setiap hari mengalami diskriminasi.”

Memang di Montenegro terdapat Undang-undang anti diskriminasi, yang seharusnya melindungi kaum homoseksual, tapi belum ada undang-undang yang menjamin kesetaraan pasangan sesama jenis. Akibatnya, kelompok homoseksual rentan terhadap serangan dan teror yang diskriminatif.

Sehubungan Parade Pride di Budva, aktivis Jessica Dacic menilai peserta parade kuatir akan distigmatisasi. Oleh sebab itu, jumlah peserta hanya puluhan orang dan banyak diantaranya yang menggunakan topeng di parade pertama itu. Menurut Dacic, ada juga kecemasan akan disisihkan dari komunitas dan keluarganya.

Dimanakah para politisi?

Tuntutan terhadap penguasaha akan adanya kesetaraan yang tanpa diskriminasi tetap jadi agenda bersama di negara-negara maju
Tuntutan terhadap penguasaha akan adanya kesetaraan yang tanpa diskriminasi tetap jadi agenda bersama di negara-negara maju

Kaum LGBT di Montenegro masih sendirian dalam memperjuangkan hak kelompoknya. Baik Perdana Menteri Milo Đukanović, yang sudah 22 tahun berkuasa , maupun petinggi lainnya tidak ada yang tampil di Parade di Budva. Bahkan dari pihak oposisi pun tak ada yang hadir
Pemerintah secara resmi mendukung parade di Budva. Namun sejumlah pengritik beranggapan, dukungan itu diberikan hanya untuk membuktikan kematangan demokrasi Montenegro, demi keanggotaannya dalam Uni Eropa. “Ada tekanan dari Brusel, dan itu bagus!“, ungkap anggota parlemen Eropa Franziska Brantner.

Bagi aktivis Jelena Dacić, sangat menyedihkan bila pemerintah Montenegro hanya sekedar ingin memberikan citra positif pada Uni Eropa. Dacić menilai, “Seharusya demi perkembangan masyarakat Montenegro sendiri.” Menurut dia masalahnya lebih mendalam: banyak orang masih berpikir bahwa homoseksualitas merupakan sesuatu yang salah.

Penerimaan dan penghormatan bagi kaum LGBT masih terseok-seok di berbagai negara Eropa Timur. Meski begitu persiapan untuk Parade Gay Pride di ibukota Montenegro, Podgorica bulan Oktober mendatang sudah dimulai

Sumber : DW.DE