Search
Close this search box.

Bagi Aktivis AIDS San Francisco, Foto Hitam-putih, Sangat menakjubkan dan mencolok, bisa diartikan sebagai bentuk ungkapan ribuan kata-kata yang mewakili ungkapan kemarahan: Dengan  “Hidup & Mati di Hitam dan Putih,” Museum sejarah LGBT sengaja menyorot kinerja lima fotografer “queer” yang terbiasa bergumul dengan komunitas LGBT yang ingin menangkap ekspresi keputus-asaan dan kemarahan selama bertahun-tahun semenjak awal krisis AIDS merebak di San Francisco.

Fotografer Jane Philomen Cleland, Patrick Clifton, Marc Geller, Rick Gerharter dan Daniel Nicoletta tidak hanya mendokumentasikan salah satu sejarah LGBT-Queer yang kebanyakan berisi kerusuhan, dari tahun 1985 sampai tahun 1990, tetapi juga menciptakan sebuah langkah kontribusi yang secara turun-temurun didedikasikan untuk memberi penghormatan kepada para korban yang telah tiada dan menginspirasikan yang lainnya agar terus untuk tetap berjuang.

6 Oktober 1989

Kerusuhan Polisi menyisir jalan Castro: Polisi memaksa seorang pria hingga tersungkur di trotoar jalan Castro yang dekat dengan Plaza Harvey Milk. Foto oleh: Marc Geller

24 Juni 1990:

Konferensi Internasional AIDS ke 6: “No More Words, We Want Action.” Foto oleh: Patrick Clifton

Beberapa foto dari mereka telah menjadi ikon pada zaman tersebut, sementara ada sebagian yang belum pernah dipublikasikan di depan umum. Semuanya menggambarkan perlawanan dari masyarakat sipil atas respon yang bukan hanya karena masalah penyakit fatal (baca : AIDS), tetapi juga bentuk diskriminasi, ketidakpedulian dan bentuk pembiaran pemerintah. Semua foto-foto itu adalah saksi kuat dari jaman yang berbeda-beda sepanjang San Francisco mengalami peristiwa terkelam dan menjadi salah satu gerakan yang paling inspiratif untuk keadilan bersama.

Foto memang sebuah media yang bisa menceritakan banyak hal. Hanya dengan ekspresi yang terpancar dari mata, itu bisa mengartikan banyak hal. Terlebih, jika foto itu bisa memberikan makna mendalam tentang arti sebuah gerakan, betapa perjuangan atas nama hak asasi untuk mendapatkan penerimaan atas keberadaan minoritas (baca:LGBT) di muka bumi.

Semoga bisa mengispirasi semua fotografer-fotografer muda Indonesia, khususnya dari kalangan LGBT untuk bisa berkarya yang sekaligus menggugah ranah awam agar bisa memaknai apa artinya sebuah keberagaman dalam berseksualitas, bahkan lebih.

sumber: queerty.comFor San Francisco AIDS activists, a black-and-white photograph, stunning and stark, can be worth a thousand angry words: With  “Life & Death in Black & White,” the GLBT History Museum highlights the work of five queer photographers who used their cameras to capture the gay community’s despair and outrage during the early years of the AIDS crisis in San Francisco.

Photographers Jane Philomen Cleland, Patrick Clifton, Marc Geller, Rick Gerharter and Daniel Nicoletta not only documented one of queer history’s most riotous times, from 1985 to 1990, but created transcendent tributes that both honored the dead and inspired the dying to keep fighting.

From ACT UP to the AIDS quilt, these images prove that gay life wasn’t always a big rainbow.

Full story here: http://www.queerty.com/art-san-franciscos-militant-aids-activism-in-black-and-white-20120318/#ixzz1pTKYJ4Sc