Ourvoice.or.id- Aktivis #AntiMiras, Fahira Fahmi Idris mengaku belum lama ini mendapat aduan dari seorang ibu bahwa buku pelajaran anaknya yang masih SMP materinya sudah dimasuki oleh kelompok Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).
Menurut Fahira, sang ibu yang anaknya masih bersekolah di daerah Pejaten, Jakarta Selatan resah dengan salah satu kalimat dalam buku itu yang tertulis, “saya bangga menjadi waria”.
“Dari pengakuan ibu itu akhirnya saya cari komunitas LGBT yang membuat buku itu, saya datangi langsung mereka karena saya sangat tidak setuju dengan apa yang mereka lakukan,” kata Fahira pada hidayatullah.com di Rumah Damai Indonesia, Jakarta Selatan.
Ia mengaku merasa sangat prihatin dengan pengakuan ibu tersebut terlebih ia menganggap buku itu sangat berbahaya bagi anak-anak.
“Siapa yang tidak miris melihat buku itu? Apalagi itu buku SMP,” ucapnya.
Fahira mengungkapkan, kala itu sempat terjadi debat antara ia dengan komunitas LGBT yang tidak ia sebutkan namanya. Ia juga meminta pada komunitas itu agar menghapus kalimat-kalimat yang dianggapnya tidak lazim.
“Saya sempat meminta mereka untuk menghapus dan mengoreksi kalimat yang ada dalam buku itu,” ungkapnya prihatin.
Dari pertemuan dengan komunitas LGBT, ia mendapat pengakuan bahwa yang menjadi ‘pelindung’ mereka selama ini adalah Dr Musdah Mulia, Sekretaris Jendral Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP).
Karena itu, ia meminta agar dipertemukan dengan Guru Besar dan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
“Saya bertanya pada mereka siapa yang melindungi kalian? Mereka menjawab Musdah Mulia kemudian saya minta pada mereka untuk dipertemukan dengan Musdah, saya beri tenggat waktu pada mereka sebulan,” ujarnya.
Fahira Idris dikenal pegiat #AntiMiras. Sebelumnya, penguasaha muda kelahiran Padang ini pernah memberikan kritik langsung pada sutradara Hanung Bramantyo yang telah membuat film “Cinta Tapi Beda” yang dinilai sarat dengan propaganda nikah beda agama.
Maret 2012, ia bahkan pernah mengunjungi Kantor DPP Jalan Petamburan untuk bertabayyun dengan pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab guna bertanya langsung tentang isu-isu kekerasan yang sering ditulis media massa di organsasi tersebut.*
Sumber : hidayatullah.com