Search
Close this search box.

[Kisah] Ian Hugen: Ubah Diskriminasi dan Stigma Jadi Motivasi

Oleh: Maria Fillieta*

Tahun 2023 tinggal hitungan bulan, tapi hingga kini masih banyak masyarakat yang melakukan tindak diskriminasi dan stigma terhadap kaum transgender. Banyak dari mereka harus mengalami penolakan dan tak jarang harus bertahan hidup seorang diri dengan beragam keterbatasan dan tantangan yang dihadapi. Belum lagi bayang-bayang persekusi yang kerap menghantui mereka nyaris setiap hari. 

Merasa dirinya juga sebagai bagian dari transpuan, Ian Hugen sadar dirinya beruntung memiliki privilege lebih dibanding kawan-kawannya. Tak ingin jemawa, Ian dengan segala privilegenya berusaha merangkul kawan-kawan transpuan agar bisa mengubah diskriminasi dan stigma menjadi motivasi. Semuanya ia tuangkan lewat kanal media sosialnya mulai dari TikTok, Instagram dan X dengan topik seputar self development, self-love, kehidupan personal, diskriminasi yang ia alami sebagai kelompok LGBTQ, hingga topik seputar lifestyle

Ian bercerita kepada InsertLive bahwa sejak ia duduk di sekolah dasar, dirinya telah merasa berbeda. Dulu, ia sempat mengalami komentar pedas, kritikan, ancaman dan diskriminasi karena gender dan seksualitasnya dianggap tidak sesuai dengan konsep gender yang telah digariskan oleh masyarakat. Hal itu terus berlanjut hingga proses coming out Ian di tahun 2017 harus merasakan kehilangan banyak orang di hidupnya karena ada yang setuju dan ada yang tidak setuju dengan keputusannya. 

Ian bersyukur dibesarkan di keluarga yang liberal dan open minded. Ketika di akhir tahun 2019 dirinya memutuskan ‘Oke, aku seorang perempuan’, ibunya selalu berpesan kepada Ian agar paham apa yang dilakukan, tetap tahu nilai dan harga dirinya. And then, just go for it! Satu hal yang membekas di hati Ian dan jadi pegangan hidupnya adalah saat ibunya bilang “sekarang kamu adalah seorang wanita. Jadilah wanita yang penuh integritas. It is hard to be women and you know that kind. Maka dari itu, jadilah wanita yang penuh integritas dan bertanggung jawab ke diri sendiri”. Berkat dukungan dari sang ibu inilah akhirnya Ian bisa berdiri tegak dan percaya diri sebagai transpuan sukses. 

Seperti yang Ian katakan dalam sebuah postingan di akun media sosialnya ‘tidak semuanya harus kamu simpan sendiri di hatimu dan tanggung di pundakmu, aku harap kamu tau bahwa di dunia ini kamu tidak pernah betul-betul sendirian. Sejahat-jahatnya hidup, setidaknya pasti ada sekian orang yang masih akan peduli, pasti. Jadi kalau lelah, ceritakan. Jangan pernah kamu telan sendirian’, seringkali para transgender merasa dunia ini rasanya kok begitu kejam ya, tidak pernah mengerti diri mereka. Tapi yakinlah, dengan berbagi akan semakin banyak orang yang peduli, semakin banyak perubahan yang bisa kamu rasakan. 

Ian pernah berada di posisi itu dan sangat tahu betapa sakit dan tersiksanya itu. Dimana ketika dia menganggap dirinya yang berbeda ini sebagai suatu kekurangan. Namun kini Ian tak lagi memandang begitu. Perspektifnya telah berbeda, imenganggap dirinya pribadi yang unik. Ian berusaha menguatkan dan memotivasi para kaum transgender khususnya kaum transpuan untuk belajar menerima dan mencintai diri sendiri, mengalahkan insecurity serta menepuk pundak mereka sambil berkata ‘jangan menyerah, teruslah berjuang demi kebahagiaanmu. Teruslah berjalan dan teruslah maju karena akan ada hasilnya nanti. Percayalah usaha tidak mengkhianati hasil’. 

 

Referensi:

Berbagi Perspektif Spesial Episode 3 | Ian Hugen Dalam Pencarian Makna Gender. 2021. Menjadi Manusia. https://www.youtube.com/watch?v=UaLEPiwjrmI

Bianca Astira. Mencoba Mendengar Ian Hugen Sebagai Sosok Transpuan. 2021. Marketeers.com.https://www.marketeers.com/mencoba-mendengar-ian-hugen-sebagai-sosok-transpuan/

Ian Hugen. 2023. Bertahan ya? Jangan Mati Dulu. https://www.instagram.com/p/Cyxy_w9P0oe/?hl=id/

Lovenza, P. E-Journal Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 2022. https://e-journal.uajy.ac.id/27214/3/150905566%202.pdf/

Pramananta, Hans Christian, dkk. Self-Disclosure Transpuan kepada Orang Tua. 

Jurnal E-Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra, Surabaya. Vol 10 No. 2. 2022 : Surabaya

The Beauty of Insecurities : Cerita Bareng Ian Hugen. 2021. Ruhee Eyelash Extension.https://www.ruhee.id/blog/the-beauty-of-insecurities-cerita-bareng-ian-hugen

 

*Penulis adalah seorang content creator yang berbasis di Jakarta. Penulis dapat dihubungi melalui instagram @fillieta15.