Search
Close this search box.

   

SuaraKita.org – Tiktok telah mengaku diam-diam membatasi tagar (tagar) terkait politik dan LGBT di beberapa negara seperti Rusia, Yordania dan Bosnia. Ini mereka katakan adalah bagian dari pendekatan mereka terhadap moderasi karena beberapa istilah dilarang sesuai dengan hukum setempat sementara yang lain dibatasi karena upaya untuk menautkan ini ke konten pornografi. Menurut sebuah laporan minggu lalu dari Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI), banyak tagar LGBT telah dikenakan Shadow-banning meskipun istilah yang digunakan tidak ditautkan ke konten samar.

Shadow-banning adalah jenis penyensoran di mana jaringan media sosial dapat menyembunyikan istilah tertentu dari pencarian tanpa sepengetahuan pengguna. Tidak ada indikasi sama sekali bahwa tagar khusus ini termasuk dalam daftar istilah yang dilarang. Ini sangat berbeda dengan menghapus istilah atau kata tertentu sepenuhnya dari platform yang digunakan.

ASPI mengatakan bahwa “tagar terkait dengan LGBT juga telah ditekan pada platform dalam setidaknya 8 bahasa.”

Analis dari ASPI  Fergus Ryan mengatakan, jika pencarian dilakukan untuk tagar #GayArab di Instagram , muncul 118.000 gambar yang ditandai. Namun pada tiktok , pencarian yang sama tagar menghasilkan hasil nol gambar. Beberapa tagar dilaporkan diblokir meliputi, #transgender serta #iamgay, #iamalesbian dan #transitioning dalam bahasa Arab. Mereka juga memblokir tagar #whydoweneedaking dalam bahasa Thailand, bersama dengan #gay dalam bahasa Estonia dan Bosnia.

Menurut BBC , TikTok melabeli aplikasi tersebut pada Juni 2020 sebagai pendukung LGBT dengan mengutip sumbangan untuk organisasi dan kegiatan yang menguntungkan komunitas LGBT. Namun, algoritmanya tampaknya membuktikan dirinya bergerak ke arah lain. Mereka juga mengaku telah salah memoderasi beberapa frasa bahasa Inggris sebelumnya, tetapi telah menangani masalah tersebut.

“Kami saat ini sedang melakukan peninjauan terhadap istilah-istilah yang dimoderasi karena kesalahan dan akan mencari cara untuk meningkatkan proses kami untuk menghindari masalah serupa di masa mendatang. Selain itu, kami ingin memperjelas bahwa TikTok sangat mendukung pengguna LGBT kami di seluruh dunia dan bangga bahwa konten LGBT termasuk di antara kategori paling populer di platform dengan miliaran tampilan, “kata perusahaan itu.

Pada bulan Februari, pengguna TikTok transgender mengeluh tentang aplikasi yang menyensor sejumlah besar postingan. Terungkap juga bahwa pada Desember 2019, video yang diunggah oleh pengguna penyandang disabilitas dicegah oleh moderator aplikasi untuk menjadi viral.

Perusahaan tersebut sejak itu membantah tuduhan sensornya terhadap konten terkait trans yang menunjukkan bahwa beberapa posting dihapus karena melanggar beberapa pedoman jaringan. Dalam sebuah pernyataan, perusahaan aplikasi berbagi video tersebut mengatakan:

” TikTok adalah ruang inklusif untuk ekspresi positif dan kreatif. Kami dengan tegas tidak menghapus konten apapun atas dasar ekspresi identitas gender.” (R.A.W)

Sumber:

IBtimes