Search
Close this search box.

Foto UNSuaraKita.org  – Konferensi Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang diadakan akhir juni kemarin menghasilkan resolusi tentang Perlindungan terhadap kekerasan dan diskriminasi berdasarkan orientasi seksual,  identitas dan eksperesi gender (SOGIE). Melalui sebuah pemilihan suara diputuskan untuk membentuk sebuah komite independen yang beranggotakan para ahli SOGIE. Ini adalah sebuah sejarah besar bagi orang-orang yang hak asasinya terancam oleh diskriminasi dan aksi kekerasan berdasarkan orientasi seksual dan identitas gender mereka. Dalam pemilihan suara tersebut didapatkan hasil 23 negara menyetujui dibentuknya komite independen tersebut, 18 negara tidak setuju dan 6 negara abstain.

Micah Grzywnowicz dadi Federasi hak LGBTQ Swedia mengatakan bahwa ini adalah sebuah momen bersejarah yang sebenarnya. “ Ini adalah kesempatan bagi kita untuk menarik perhatian dunia tentang tantangan yang dihadapi serta kekerasan yang dialami oleh LGBTQ di seluruh dunia. Ini waktunya komunitas internasional untuk ikut serta bertanggung jawab memastikan orang-orang yang beresiko mengalami diskriminasi dan kekerasan karena identitas gender dan orientasi seksual tidak terabaikan”.

“Ini resolusi yang  bersejarah,” tambah Josefina Valencia dari Asosiasi LGBTI Internasional untuk Amerika Latin dan Karibia, ILGA LAC. “Amerika Latin telah memainkan peran yang sangat penting untuk membangun wadah  untuk kemajuan hak asasi manusia. Kami bangga dengan solidaritas internasional dan komitmen yang ditunjukkan oleh negara-negara untuk kesetaraan. “

Pemilihan suara ini adalah respon positif dari kampanye bersama oleh 628 lembaga swadaya masyarakat dari 151 negara menyerukan Dewan untuk mengadopsi resolusi dan menciptakan SOGIE Independent Expert.

Para ahli akan bertugas menilai pelaksanaan hukum hak asasi manusia internasional yang ada, mengidentifikasi cara terbaik dan kesenjangan yang ada, meningkatkan kesadaran akan kekerasan dan diskriminasi berdasarkan orientasi seksual dan identitas gender, terlibat dalam dialog dan konsultasi dengan negara dan pemangku kepentingan lainnya, dan memfasilitasi penyediaan jasa penasehat, bantuan teknis, pengembangan kapasitas dan kerja sama untuk membantu menangani kekerasan dan diskriminasi atas dasar SOGIE. Dengan harapan bahwa resolusi ini akan menandai titik balik dalam perjuangan untuk menciptakan dunia yang bebas dari kekerasan dan diskriminasi bagi semua orang tanpa memandang orientasi seksual dan identitas gender.

Hasil pemilihan suara

Negara yang mendukung resolusi:

Albania, Belgia, Bolivia, Kuba, Ekuador, El Salvador, Perancis, Georgia, Jerman, Latvia, Makedonia, Meksiko, Mongolia, Belanda, Panama, Paraguay, Portugal, Republik Korea, Slovenia, Swiss, UK, Venezuela, Viet Nam

Negara yang tidak mendukung resolusi

Aljazair, Bangladesh, Burundi, China, Kongo, Cote d’Ivoire, Ethiopia, Indonesia, Kenya, Kirgistan, Maladewa, Maroko, Nigeria, Qatar, Rusia, Arab Saudi, Togo, Uni Emirat Arab

Abstain pada resolusi

Botswana, Ghana, India, Namibia, Filipina, Afrika Selatan.

(Radi Arya Wangsareja)

Sumber

ILGA