Search
Close this search box.

Transmen Camp #2: Kembali Ke Rumah

Suarakita.org- Yogyakarta menjadi saksi sebuah sejarah dari salah satu bagian LGBTI. Pada 9-17 Agustus 2015 lalu, 21 transmen berkumpul alam sebuah rumah yang nyaman, Transmen Camp. Apa itu Transmen Camp? Transmen Camp adalah sarana belajar pertama bagi trans*FTM (transgender female to male) di Indonesia. Gagasan tentang ruang belajar ini dicetuskan oleh Mario Prajna Pratama, seorang transmen yang saat ini menjabat sebagai ketua PLU Satu Hati, setelah beberapa kali sharing tentang permasalahan yang dihadapi oleh sesama transmen. Pertama kalinya, Transmen Camp dilaksakan pada Agustus 2014 lalu di Yogyakarta dengan konsep yang swadaya dan swadana. Transmen Camp #1 diikuti oleh 11 transmen muda dari Pulau Jawa.

Ternyata, antusiasme komunitas terhadap Transmen Camp sangat besar. Sejak Transmen Camp #1, semakin banyak transmen yang visibel dan terjun ke pergerakan. Misalnya, Transmen Ngehe Support Group yang mengadakan pertemuan dua mingguan untuk transmen dan sahabat-sahabatnya di Jabodetabek. Ada juga Transhition ID yang menjadi pusat informasi dan konsultasi online bagi transmen. Dalam setahun, semakin terlihat kalau ruang-ruang belajar seperti Transmen Camp sangat dibutuhkan. Muncul pula kebutuhan untuk memetakan permasalahan dan kebutuhan dari transmen di seluruh Indonesia. Maka, di tahun 2015 ini dilaksanakan Transmen Camp #2 dan Pertemuan Nasional Transmen Indonesia.

Masih seperti tahun sebelumnya, Transmen Camp #2 diselenggarakan secara swadaya dan swadana oleh Transhition ID dan Transmen Ngehe Support Group yang didukung oleh PLUSH, Aliansi Remaja Independen, Arus Pelangi, Suara Kita dan ASEAN SOGIE Caucus. Berbagai dukungan dari sahabat-sahabat transmen juga berperan menyukseskan acara ini. Agenda acara dibagi dua, pertama Transmen Camp #2 (9-13 Agustus 2015) dan yang kedua Pertemuan Nasional (14-16 Agustus 2015). Tahun ini peserta berasal dari 8 provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. Peserta juga berasal dari berbagai generasi dan usia.

Pada acara Camp, peserta belajar tentang semua hal yang harus mereka ketahui sebagai transmen di Indonesia. Hari pertama, peserta belajar tentang Body dan Body Image yang difasilitasi oleh Tia Setiyani. Tia merupakan aktivis perempuan yang sudah mendampingi transmen dalam sesi Body Image sejak Transmen Camp #1. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk lebih mengenal dan berdamai dengan tubuhnya. Karena permasalahan utama bagi seorang transmen adalah tentang gender dysphoria. Dari sesi ini, masing-masing peserta mengetahui bagaimana caraya berdamai dengan tubuh mereka sendiri. Sesi ini diakhiri dengan meditasi peserta.

Di hari kedua, peserta diajak belajar tentang SOGIE Dasar. Sesi ini difasilitasi oleh Renate dari PLUSH dan Tama dari Transhition ID. Walaupun pengetahuan peserta tentang SOGIE berbeda-beda, peserta bisa saling melengkapi dengan suasana belajar yang menyenangkan. Acara sore hari dilanjutkan dengan refreshing peserta. Peserta diajak bermain ke Kali Babarsari. Kegiatan malam hari diisi oleh ngobrol-ngobrol santai peserta dan panitia.

Peserta dan Panitia berfoto bersama (Foto : Abhipraya Adiansyah)
Peserta dan Panitia berfoto bersama
(Foto : Abhipraya Adiansyah)

Hari ketiga dibuka dengan pelajaran lebih lanjut tentang Trans* yang difasilitasi oleh Tama. Materi Trans* ini membuka wawasan peserta tentang keberagaman gender yang ada pada manusia. Setelah sesi ini, peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi tentang permasalahan yang muncul sebagai FTM di Indonesia dalam sesi All About Transmen. Setiap kelompok pun mempresentasikan hasil diskusi mereka. Kegiatan malam hari dilanjutkan dengan sesi HAM Dasar ditemani oleh Anna Arifin (Kak Upi) dari Arus Pelangi dan Abhi dari Transhition ID. Pada pembukaan sesi HAM kali ini, peserta diajak untuk mengetahui definisi HAM dalam bentuk diskusi kelompok dan debat yang seru!

Berlanjut ke hari keempat, peserta kembali melanjutkan sesi HAM. Masih ditemani dengan Kak Upi dan Abhi. Kali ini peserta diajak untuk mengetahui peraturan perundang-undangan yang terkait dengan keberadaan LGBTI sebagai Warga Negara Indonesia. Pelajaran kali ini masih diisi dengan permainan dan diskusi kelompok. Setelah sesi HAM selesai, dilanjutkan dengan sesi Mengenal ASEAN yang ditemani oleh Kak Upi dan Vien Tanjung dari ASEAN SOGIE Caucus.

Kegiatan pun dilanjutkan dengan Gala Dinner dengan teman-teman komunitas di Jogja dan sekitarnya. Acara Gala Dinner ini merupakan salah satu tradisi dari Transmen Camp. Karena dari acara ini, transmen dapat bertatap muka langsung dengan teman-teman yang ramah dan mendukung mereka. Dalam acara yang berlangsung di River Side ini, hadir 30 sahabat transmen dari berbagai komunitas yang ada di Jogja dan sekitarnya.

Di hari kelima, peserta melakukan review tentang keseluruhan acara Camp. Kritik, saran, dan harapan untuk Camp di tahun-tahun berikutnya. Review ini juga dalam bentuk diskusi ringan yang difasilitasi oleh Tama dan Sam (Transhition ID). Para peserta sebagian besar memberikan masukan yang positif, yaitu agar konsep ruang belajar dan rumah nyaman pada Transmen Camp selalu dipertahankan. Karena bagi peserta, walaupun mereka berasal dari daerah dan latar belakang yang berbeda-beda, Transmen Camp seakan menjadi tempat mereka untuk pulang.

Bagaimana pendapat peserta tentang Transmen Camp #2?

“Saya berkesan banget di sini, dengan teman-teman baru dan keluarga baru. Diperluas ya jaringannya!” –Vincent, Surabaya.

“Ini tahun pertama saya ikut Transmen Camp. Acara ini menarik, jadi edukasi sendiri buat saya. Karena saya termasuk trasmen yang baru, yang belum tahu banyak informasi tentang transmen. Bagus lah acara ini untuk memberi saya ilmu.” –Febri, Malang. (Abhipraya Ardiansyah)