Suarakita.org- Dalam rangka menyambut International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT) 2015, Suara Kita mengadakan kegiatan Konsolidasi Gerakan Advokasi LGBT untuk wilayah Jawa bagian tengah dan timur serta Sulawesi bagian utara dan tengah. Kegiatan berlangsung di daerah Cihampelas, Bandung, Jawa Barat.
Hartoyo, ketua Suara Kita mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa saling percaya (trust) di antara komunitas LGBT yang kemudian bisa memperkuat gerakan LGBT di Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung dari 22 – 24 Mei 2015 ini mengundang Sri Endras Iswarini atau biasa di sapa Rini menjadi fasilitator. Di kegiatan ini, Hartoyo pun menjadi fasilitator untuk hari pertama di sesi perkenalan dan identifikasi isu LGBT di hari pertama.
Ada 25 peserta hadir di kegiatan konsolidasi ini. Peserta tidak hanya datang dari komunitas LGBT tetapi juga dari aktiivis isu perempuan, aktivis penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan aktivis demokrasi. Menurut Hartoyo, alasan pelibatan aktivis Isu lain agar komunitas LGBT juga terkoneksi dengan isu-isu lain sehingga isu LGBT lebih mudah diarus-utamakan.
Hari pertama, perserta mengidentifikasi isu-isu yang dihadapi oleh komunitas LGBT di daerah. Isu kekerasan terhadap LGBT masih mewarnai di forum ini. Isu akses pembuatan KTP, jaminan kesehatan (BPJS) juga tercetus.
(Foto : Wisesa/Suara Kita)
Hari kedua, Rini memaparkan theory of change sebagai pondasi dalam memfasilitasi peserta untuk menuju visi mereka. Di sesi ini peserta pun diminta untuk menganalisa aktor-aktor di daerah yang bisa menjadi pendukung mereka.
Hari ketiga peserta menyusun rencana tindak lanjut. Fasilitator bertanya kepada perserta apa rencana tindak lanjut dari acara ini untuk diri sendiri, organinsasi dan jaringan. Jaringan yang dimaksud adalah jaringan yang ada di forum ini. Hasil sesi ini yang paling penting adalah peserta sepakan membuat mekanisme komunikasi di tiap regional. Ada uda regional yakni; Jawa dan Sulawesi. (Teguh Iman)
