Suarakita.org- Suratkabar terbesar di Jerman, Sueddeutsche Zeitung melaporkan, pemerintah Mesir melacak keberadaan gay di negara tersebut lewat pengguna aplikasi Grindr.
Grindr adalah aplikasi chatting populer di kalangan gay di seluruh dunia. Grindr menggunakan sistem GPS untuk membiarkan para pengguna melihat orang-orang yang sudah menjadi anggota. Tak hanya itu, apllikasi ini mampu menampilkan identitas dan ciri fisiknya seperti tinggi, berat, usia, latar belakang, foto hingga jarak.
“Grindr akan menjadi masalah besar, tak ubahnya seperti alat yang beroperasi secara tak bertanggung jawab,” tulis sebuah narasumber yang mengaktifkan aplikasi GrindrMap di Twitter, dilansir dari the Washington Post, Sabtu (13/0).
Grindr memang memudahkan komunitas gay untuk melakukan pertemanan dengan sesama gay lokal maupun berbagai kota di dunia. Namun, aplikasi ini sangat berisiko di negara yang melarang homoseksualitas, seperti di Mesir.
Human Rights Watch mengatakan, komunitas gay menghadapi bahaya ekstrem di Mesir. Empat orang dijatuhi hukuman delapan tahun penjara April lalu karena ketahuan gay.
Pada 6 september 2014, sembilan orang ditangkap oleh polisi Mesir karena menghadiri pesta pernikahan gay (baca:Hadiri Pernikahan Gay, 12 Lelaki Mesir Ditangkap)
Kemungkinan polisi Mesir menggunakan Grindr untuk melacak komunitas gay di negara tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna aplikasi ini. Menurut perusahaan keamanan Amerika Synack, para gay yang sudah menunggah aolikasi tersebut sangat mudah dilacak dalam beberapa bulan terakhir.
Sumber: ROL