Search
Close this search box.

2324045artikelpagi4780x390Suarakita.org- Mungkin sebagian dari kita pernah berpikir, bahwa tuntutan agar perempuan untuk segera menikah hanya terjadi di Indonesia saja. Ternyata pemikiran tersebut salah besar, karena rasa kesal akibat pertanyaan yang berbunyi “Kapan kamu menikah?” juga dirasakan oleh seorang seorang Art Director sekaligus Fotografer asal Amerika Serikat.

Fotografer Suzanes Heintz mendeklarasikan dirinya sebagai seorang perempuan lajang yang modern dan mandiri. Namun, dirinya mengaku tidak bisa menikmati hidup sesuai pilihannya, karena kerap dikonfrontasi dengan pertanyaan kapan dirinya akan menikah!

Terus menerus mendengar pertanyaan “sejuta umat” tersebut, tak ayal Suzanes pun merasa muak dan memilih mengekspresikan kejengkelannya dengan cara kreatif tetapi menyentil. Tujuannya untuk “menutup” mulut usil orang-orang di sekelilingnya.

Alih-alih mencari suami dan membangun keluarga bersama-sama, Suzanes memutuskan membeli dua maneken yang terdiri dari pria dan anak perempuan, yang kemudian diperkenalkan kepada dunia sebagai “keluarga kecil” barunya dalam seri karya fotografi bertajuk Life Once Removed.

Bersama keluarga rekayasanya tersebut, Suzane berpose khas seorang istri teladan dan ibu dambaan seluruh keluarga Amerika. Latar belakang foto yang variatif, mengisahkan perjalanan menyenangkan Suzanes dan “keluarganya” tersebut. Mulai dari liburan musim dingin di Pegunungan Alpen, pelesir romantis di daratan Eropa, atau sekadar menikmati waktu senggang yang hangat dan harmonis sembari menyesap teh dan kue manis.

Meskipun dalam setiap foto, Suzanes menampilkan dirinya sebagai seorang istri dan ibu yang bahagia. Namun makna sesungguhnya di balik foto-fotonya tersebut adalah aksi protes Suzanes terhadap paradigma yang menuntut perempuan yang sukses harus mampu menjalani karier, keluarga, dan kehidupan sosial secara seimbang.

Padahal, realita yang sesungguhnya terjadi dalam kehidupan banyak perempuan di dunia ini, jauh dari definisi sempurna. Masih banyak perempaun pekerja yang setiap harinya dihadapkan dengan pilihan antara mengurus anak atau meneruskan karier. Selain itu, tak sedikit ibu pekerja yang harus main “kucing-kucingan” di kantor demi mengantar buah hatinya berobat ke dokter. Intinya, lewat rangkaian karyanya ini Suzanes menginginkan agar lingkungan sosial berhenti membebani wanita untuk menjadi sosok yang sempurna!

“Lewat seri foto-foto ini, harapanku sangat sederhana, aku ingin masyarakat terbuka pikirannya dan berhenti memberikan standarisasi pada nilai kebahagian dan kesempurnaan seorang perempuan. Aku ingin semua perempuan di dunia merasa berbahagia dengan pilihan hidup mereka, mensyukuri masih diberi kesempatan untuk merasakan kehidupan, dengan atau tanpa titel “Istri”, “Ibu”, “PhD”, dan sebagainya,” urai Suzanes, seperti dikutip dari laman Beautiful Decay.

Seluruh gambar yang ditampilkan Suzanes dalam karya foto-fotonya, diabadikan di lokasi secara langsung. Jadi, bukan di dalam studio dengan bantuan ragam properti. Ketika Suzanes ingin membuat foto keluarga yang tengah berekreasi di sebuah taman publik, maka ia pun akan memboyong kedua manekennya tersebut ke dalam taman, lalu mulai berpose sebagai seorang istri dan ibu impian yang tengah menikmati akhir pekan bersama keluarga tercinta.

0009440artikelpagi3780x390

Apa yang dilakukan oleh Suzanes merupakan sebuah karya fotografi yang kreatif. Benar-benar mengagumkan!

Sumber : kompas.com