Search
Close this search box.
Anak-anak dengan HIV di sebuah rumah sakit St. Petersburg, Rusia. (Foto: Dok)
Anak-anak dengan HIV di sebuah rumah sakit St. Petersburg, Rusia. (Foto: Dok)

Suarakita.org- Kurang dari 30 persen anak yang perlu pengobatan kini dalam pengobatan, dibandingkan dengan sekitar 60 persen pada orang dewasa.

Minggu, 1 Desember, adalah Hari AIDS Sedunia. Dalam lebih 30 tahun epidemi AIDS, kemajuan besar telah dicapai dalam mengurangi penularan HIV di kalangan anak-anak.

Namun, pejabat-pejabat kesehatan dan organisasi-organisasi pendukung mengatakan jumlah itu masih terlalu tinggi dan mereka menginginkan penekanan lebih jauh terhadap AIDS pada anak-anak.

Mary Pat Keiffer melacak jumlah anak yang tertular HIV, yang merupakan tugasnya pada Yayasan Elizabeth Glaser Pediatric AIDS untuk membantu menurunkan angka tersebut.

“Kami telah melakukan banyak hal. Tahun terakhir dengan data lengkap yang kami miliki tentu saja 2012. Diperkirakan terdapat 260 ribu bayi dan anak tertular HIV dalam tahun itu. Itu jumlah yang sangat besar…260 Ribu terlalu banyak. Namun, sekitar setengah jumlah itu tertular HIV pada 2001 ketika epidemi pada puncaknya,” ujar Keiffer, direktur senior kepemimpinan teknis pada yayasan tersebut, yang tinggal di Malawi.

“Kami telah mengurangi penularan pada anak-anak sampai 52 persen, tetapi jalan masih panjang bagi kami untuk mencapai target, penularan pada anak-anak kurang dari 40 ribu menjelang 2015. Jadi, kami sudah mengarah, tapi masih menghadapi tantangan besar,” ujarnya.

Tantangan itu mencakup akses ke pengobatan.

“Kini kami punya obat untuk anak-anak dengan HIV, obat yang sangat ampuh. Masalahnya adalah kita tidak bisa menjangkau anak-anak seperti kita bisa menjangkau orang dewasa. Menurut saya, kurang dari 30 persen anak yang perlu pengobatan kini dalam pengobatan. Dan itu dibanding sekitar 60 persen orang dewasa,” ujarnya.

Yayasan Elizabeth Glaser Pediatric AIDS sedang merayakan ulangtahun ke-25.

Glaser terinfeksi HIV dari transfusi darah pada 1981. Dua anaknya – seorang putra dan seorang putri – tertular ketika lahir. Itulah yang mendorongnya mendirikan yayasan tersebut. Meski kemudian Glaser dan putrinya akhirnya meninggal karena penyakit terkait HIV.

Yayasan itu menerima banyak dana dari PEPFAR, atau Rencana Darurat Presiden untuk Membantu Mengatasi AIDS. Yayasan tersebut mempunyai beragam program di 15 negara.

Tahun ini, Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengumumkan satu juta bayi di seluruh dunia lahir bebas HIV – berkat dukungan PEPFAR.

Menurut Yayasan Glaser, pihaknya membantu seperempat dari angka itu, sebagian besar melalui program-program pencegahan penularan dari ibu ke anak.

Sumber : VOA| Indonesia