Search
Close this search box.
Ilustrasi : Rully (52), seorang waria yang bergelar sarjana tari memutuskan untuk menjadi pengamen. (Foto: Hartoyo/ourvoice)
Ilustrasi : Rully (52), seorang waria yang bergelar sarjana tari memutuskan untuk menjadi pengamen. (Foto: Hartoyo/ourvoice)

Ourvoice.or.id- Ternyata waria paling kuat survive pada kerasnya hidup dibanding lesbian, gay dan biseksual. Soalnya, kaum waria ini kerap menerima cibiran dan bahkan disebut sampah masyarakat.

“Kalau kategori lesbian, gay dan biseksual tidak terlihat kasat mata jika memiliki orientasi seksual yang menyimpang, karena mereka secara fisik tidak “berubah”,” ujar Yuli Rustinawati, Chairperson Arus Pelangi seperti dilansir Antara.

Namun tak sedikit dari mereka juga mendapatkan aksi bullying. Dan bullying kerapnya dilakukan oleh orang-orang terdekat mereka sendiri baik di sekolah, di kampung bahkan di rumah.

Di sinilah, katanya, peran Arus Pelangi membuat mereka eksis kembali dengan membesarkan hati mereka dan melakukan hal-hal positif seperti sharing dan diskusi komunitas yang diadakan 1 bulan sekali. Mereka juga kerap menonton film bersama-sama.

Arus pelangi adalah organisasi yang didirikan pada 2006 yang terus mendorong terwujudnya tatanan masyarakat yang bersendikan pada nilai-nilai kesetaraan, berperilaku, dan memberikan penghormatan terhadap hak-hak komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) sebagai hak asasi manusia.

Sumber : menit.tv.