Search
Close this search box.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (foto : kompas.com)

Ourvoice.or.id. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, mengatakan selama menjabat sebagai Wali kota dirinya kerap menghadapi hambatan, dan semuanya tidak berjalan mulus. Namun, dirinya yakin dan percaya semua ada jalannya.

“Tantangan pasti ada, tantangannya ya susah kalau kita mau berbuat baik, ada orang yang tidak mau. Pokoknya kalau mau berbuat baik itu susah. Ya hanya itu saja tantangannya,” ungkap Risma.

Meskipun dirinya seorang perempuan dan ibu dari dua orang anak, Risma mengaku dalam menjalankan tugas ia tidak pernah merasa ada perbedaan dan kesulitan karena dirinya seorang perempuan.

Hari ini, Selasa (12/2/2013) Tri Rismaharini mendapat penghargaan Tokoh Tempo 2012 Bukan Bupati Biasa di Hotel Kartika Candra, Jakarta Selatan.

Kepada Tribunnews.com, Tri menuturkan tak jarang sampai dengan larut malam maupun hingga dini hari Risma masih harus berkeliling kota Surabaya untuk mengamankan anak-anak sekolah dan dibawah umur yang masih nongkrong, berkeliaran dijalan dan di diskotik.

“Kalau sisi kesulitan, karena saya seorang perempuan dan ibu rumah tangga tidak ada. Saya selalu blusukan untuk kerja sampai jam 02.00 wib, nangkepin anak-anak dibawah umur yang masih ada di diskotik. Saya berani lawan preman,” kata Risma.

Pengalaman Unik Selama Menjadi Walikota, Risma Pernah Ditawar

Selama hampir dua tahun menjabat sebagai Walikota Surabaya, berbagai pengalaman unik, menarik dan tidak bisa dilupakan selalu mengiringi langkah karir Risma. Hal paling tidak bisa dilupakan dirinya yakni saat Risma melakukan pendekatan pada para PSK (Pekerja Seks Komersial) di empat wilayah lokalisasi di Surabaya.

Saat ini, Risma mengaku sempat ditawar oleh seorang tamu. Dan memang kebetulan tamu-tamu tersebut merupakan orang dari luar kota sehingga tidak mengetahui jika Risma merupakan Walikota.

“Padahal waktu itu saya kan pakai jilbab, tapi ya waktu itu ada yang menawar saya. Saya juga tidak habis pikir. Jangan salah untuk menyamar, ada juga di lokalisasi yang menggunkan jilbab jadi ya tidak heran juga saya ditawar,” tutur Risma sembari tersenyum.

Pengalaman unik lainnya yang diingat Risma yakni saat kemacetan lalulintas dirinya tidak segan untuk turun ke jalan dan ikut membantu mengatur lalulintas agar bisa mengurai kemacetan.

“Wah pokoknya yang unik-unik banyak, saya juga pernah turun langsung ke jalan mengatur lalin saat sedang macet,” kata Risma.

Saat ditanya mengenai harapannya bagi warga Surabaya, Risma mengatakan dirinya ingin mengabdikan diri bagi warga dan membuat warga Surabaya sejahtera.

“Saya mau warga Surabaya sejahtera, Surabaya jadi hijau, jadi kota yang ramah, pendidikan dan kesehatan bagi warga juga terjamin,” singkat Risma.

Sumber : tribunnews.com