Search
Close this search box.
Joseph Aloisius Ratzinger di Basilika Santo Peter, saat baru dilantik menjadi Paus ke 265. Ratzinger menyandang nama Paus Benediktus XVI, pada April 2005, menggantikan Paus terdahulu, Yohanes Paulus II, yang juga sahabatnya. AP Photo

Ourvoice.or.id. Paus Benediktus XVI telah mengumumkan pengunduran dirinya. Beredar kabar, pengunduran diri itu terjadi setelah tim investigasi internal Vatikan memberitahu Paus tentang adanya seks gay, pemerasan dan korupsi di Vatikan.

Sebuah tim yang terdiri dari tiga kardinal telah diminta Benediktus untuk menyelidiki tuduhan tentang tentang penyelewengan keuangan, kronisme, dan korupsi yang terungkap dalam apa yang disebut sebagai VatiLeaks.

Pada 17 Desember 2012 lalu, tim kardinal tersebut menyerahkan dua bundel berkas kepada Benediktus. Bundel berkas tersebut hampir setebal 300 halaman, yang berisi “peta rincian kejahatan dan ikan busuk” di dalam Vatikan.

“Di hari itulah, dengan berkas-berkas di mejanya, Benediktus XVI mengambil keputusan yang telah begitu lama dia renungkan,” demikian diberitakan surat kabar Italia, La Repubblica seperti dilansir News.com.au, Jumat (22/2/2013).

Harian La Repubblica mengutip seorang pria yang digambarkan “sangat dekat” dengan para penulis laporan tersebut. Dikatakannya, para kardinal itu telah menemukan sebuah jaringan gay bawah tanah, yang para anggotanya mengadakan pertemuan seks di beberapa tempat di Roma dan Vatikan. Ini menjadikan mereka rentan terhadap pemerasan.

Laporan rahasia itu juga menyelidiki sejumlah dugaan transaksi di Institute for Religious Works (IOR), bank Vatikan yang pemimpinnya baru ditunjuk pekan lalu, setelah mengalami kekosongan selama 9 bulan.

Menurut La Repubblica, Benediktus akan menyerahkan berkas rahasia itu kepada penggantinya nanti. Dengan harapan, penggantinya akan cukup “kuat, muda, dan suci” untuk mengambil tindakan yang diperlukan.

Juru bicara Vatikan, Federico Lombardi menolak untuk berkomentar mengenai pemberitaan tersebut. Dirinya menolak untuk “meladeni fantasi dan opini”.

“Jangan mengharapkan komentar atau sanggahan dari apa yang telah dikatakan tentang isu itu,” cetusnya. (ita/nrl)

Sumber : detik.com