Search
Close this search box.

Ourvoice.or.id. Film berseri dan berdurasi 60 menit yang pemerannya adalah tokoh-tokoh terkenal asal Inggris. Antara lain mereka adalah Vanessa Mae- si pemain biola, Colin Jackson – atlet dan John Barrowman- seorang actor dan pembawa acara, yang mencari tahu tentang dirinya ‘why they are the way they are’.

Apakah mereka menjadi seperti ini dilahirkan atau dibentuk? Dan saat itu kebetulan tokoh yang kutonton dan diteliti adalah John Barrowman. Dia sangat ingin tahu bagaimana dia bisa menjadi seorang gay.

John adalah seorang seorang gay yang berbahagia dengan seksualitasnya, dimana dalam kehidupan sehari-hari dia juga berkomitmen dan menjalan hubungan cinta dengan sesama. John mulai merasakan dirinya gay pada saat berumur 9 tahun. Walaupun situasi sekelilingnya tidak mempersulit keadaannya, hal ini tidak mengurangi rasa keingintahuannya untuk meneliti dirinya sendiri

Rasa ingin tahu yang kuat inilah yang membuat hatinya tergerak untuk turut ambil bagian dalam filmThe Making of Me. Beberapa faktor penelitian yang dianggap mempengaruhi keseksualitasnya ini mulai dijalaninya dengan melibatkan keluarga. Semua penelitian ini didasarkan atas ilmu pengetahuan.

Pertama sekali yang John lakukan adalah mencari tahu dengan bantuan tehnologi kedokteran. Disini dia melakukan 2 jenis test, test untuk mengetahui apakah dia memiliki rangsangan terhadap wanita atau terhadap lelaki. Test selanjutnya adalah test yang lebih akurat dengan MRI-scan untuk mengetahui, apakah terhadap gender mana orientasi seksual otaknya.

Sehari sesudahnya didapati hasil, walaupun John yang mengaku 100% gay, ternyata memiliki ketertarikan pula terhadap lawan jenisnya. Namun demikian tetap saja dia lebih tertarik terhadap sesama jenisnya. Kesimpulan yang didapat dari test ini, John adalah gay!

Dengan asumsi yang menyatakan homo adalah dibentuk dan dipengaruhi lingkungan, membuat John yang dibesarkan di dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan terbuka, mengkonfrontasikan secara terbuka dan situasi keluarganya semasa kecil dengan orang tuanya. John ingat betul masa-masa bermain saat dia masih kecil. Dia sering dipakaikan dan didandani ala perempuan dan pura-pura bertingkah laku seperti perempuan pula. Tetapi apakah hal ini yang membuat dia menjadi homo?

Ternyata asumsi ini tidak tepat! Pada saat itu tidak hanya dia anak laki-laki yang didandani berpakaian perempuan. Ada seseorang anak laki-laki lainnya, dan dia tetap tumbuh menjadi seorang hetero.

John juga mengikuti test DNA. Test ini untuk melihat apakah dia memiliki gen homo. Dengan sample test milik si ibu, si kakak lelaki John dan John sendiri, terlihat bahwa John memiliki DNA sama persis dengan kakak lelakinya yang berseksualitas normal sebagai lelaki. Rupanya John merasa test kromosom ini tidak berlaku bagi dirinya. Lagipula menurutknya faktor DNA ini bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keseksualitasan John. Diapun mencari lagi pembuktian yang bisa memberikan penerangan mengapa dia homo.

Masih ada satu penelitian yang menyatakan bahwa hormon testosteron di dalam kandungan mempengaruhi seksual orientasi pada bayi dan anak kelak. John yang rasa ingin tahunya makin tak terbendung ini, berhasrat ingin mengetahui seberapa besar kadar testoteron yang ada di kandungan saat itu. Si pakar tidak bisa memberikan jawaban pasti tapi memberikan arahan mungkin ada beberapa indikasi yang bisa dilakukan. Salah satunya indikasi terhadap telapak tangan.

Mereka berasumsi bahwa panjang jari manis memberikan indikasi seberapa besar kadar testosteren yang dimiliki lelaki, dimana kadar ini juga ikut berperan besar dalam seksualitas. John pun melakukan rangkaian fotocopy terhadap ratusan kaum homo dan normal. Dan hasilnya 60% jari-jari kaum homo menyerupai tipikal jari-jari wanita. Dan bagaimana dengan tangan John sendiri? Ternyata John memiliki tipikal telapak tangan dan jari-jari seperti lelaki pada umumnya. Jadi asumsi ini tidak berlaku buat dirinya untuk membuktikan bahwa dia homo.

Selain percobaan di atas, john juga membuat angket untuk mengetahui apakah si gay memiliki kakak lelaki atau tidak. Ternyata angka yang terlihat dan tersimpul pada hasil angket adalah: lelaki gay 60 – 75 % berkecenderungan memiliki kakak lelaki.

Menurut pakar, ketika di dalam kandungan si kakak lelaki sudah mengambil jatah hormon yang menjadikan dia seorang lelaki hingga 30%. Dengan teori ini dapat disimpulkan secara garis besar bahwa semakin banyak si lelaki memiliki kakak lelaki, semakin besar kans dia menjadi seorang homo. Dan dalam hal ini berlaku pada John. Dia memiliki seorang kakak lelaki dan ternyata ibunya pernah keguguran kakak lelaki John lainnya.

 

Akhir kata dari film ini berdasarkan serangkaian test dan percobaan dapat disimpulkan, bahwa homo terjadi karena faktor ilmiah secara biologis bukan karena lingkungan atau faktor luar.

Kita mau menerima kenyataan ini atau tidak adalah sepenuhnya hak kita masing-masing. Buat aku pribadi menilai homoseksualitas lebih pada sisi ilmu pengetahuan, bukan dari sisi agama. Bagaimanapun semuanya akan membuahkan hasil pikirnya yang berbeda, tergantung dari cara mana kita memandang…

Sumber : http://kolomkita.detik.com