Search
Close this search box.

Merlyn Sopjan (Transgender) Kandidat Saparinah Sadli Award 2012

Ourvoice.or.id – Peraih Saparinah Sadli Award 2012, Baihadjar Tualeka, seorang aktivis perempuan dan koordinator LAPPAN (Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Anak) dari Ambon. Bai, biasa dipanggil selama ini bekerja untuk resolusi konflik sektarian antara kelompok Islam dan Kristen di Ambon pada 1999.

Bai awalnya justru seseorang yang ikut membuat bom molotov untuk melawan kelompok Kristen saat konflik sektarian tersebut. Bai awalnya meyakini kalau dirinya mati karena konflik, maka dirinya akan masuk surga karena telah berjihad menegakan agama. Pandangannya kemudian berubah saat dirinya meyaksikan sendiri seorang laki-laki dibunuh dengan cara di cincang secara brutal.  Saat itu dirinya berpikir, mengapa manusia mampu membunuh mengatasnamakan agama? Moment itulah membuat kemudian mendirikan lembaga LAPPAN.

Saparinah Sadli Award 2012 sendiri sudah sepuluh tahun berdiri (2002) untuk mendedikasikan pada perempuan pejuang kemanusiaan. Para penerima Award tahun-tahun sebelumnya adalah Nani Zulminarni (2010), Mutmainah Korona dan Aleta Ba’un (2007) dan Maria Ulfah Anshor (2004). Sedangkan pada 2012, kandidatnya salah satunya seorang transgender, Merlyn Sopjan. Sedangkan kandidat yang lainnya, Maulani Rotinsulu aktivis perempuan untuk disabilitas.

Tahun ini dilaksanakan di Restoran Palalada, Alun-Alun Grand Indonesia, Jakarta Pusat (7/11/2012). Anugerah Saparinah Sadli adalah penghargaan dua tahunan untuk perempuan, yang bertujuan memberi inspirasi kepada masyarakat dan generasi penerus untuk terus bekerja demi terciptanya keadilan jender dan budaya damai di Indonesia. Temanya tahun ini adalah keadilan jender, budaya damai dan multikulturalisme.

Sedangkan dewan juri tahun ini yang terdiri dari Prof. Dr. Musdah Mulia (pengajar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, aktivis perempuan, dan peneliti), Neles Tebay (pastur di Papua Barat dan Rektor Sekolah Teologi dan Filsafat Fajar Timur, koordinator Jaringan Papua Damai), Nia Di Nata (sutradara dan produser film), Ramdan Malik (Produser Eksekutif MNCTV), dan Nani Buntarian (aktivis perempuan dan penggiat di bidang HIV/AIDS). Bai terpilih dari 22 nominasi yang dicalonkan oleh lembaga-lembaga sosial.

“Penghargaan ini menjadi kekuatan moral saya dalam membangun pendidikan damai. Karena tanpa adanya perdamaian, siapa pun bisa menjadi korban. Saya pun bisa menjadi korban,” ujar Bai setelah menerima penghargaan.

Atas kemenangannya ini, Bai berhak menerima hadiah sebesar 30 juta rupiah. Saat ditanya akan digunakan apa hadiah tersebut, Bai merencanakan akan menggunakannya untuk membangun rumahnya yang terbakar habis pada konflik 2011. “Rumah itu akan saya bangun menjadi rumah perdamaian, shelter bagi para korban,” ujar Bai.

Dalam acara ini, hadir pula mantan Presiden RI, BJ Habibie, yang memiliki ikatan kuat dengan Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan karena saat kabinetnya itulah, ia meluluskan permintaan Saparinah untuk terbentuknya komnas tersebut.
Selain memberi selamat kepada pemenang Saparinah Sadli Award, BJ Habibie menyatakan dukungannya tanpa henti terhadap kegiatan perempuan. “Kita memiliki tokoh-tokoh perempuan yang menjadi ujung tombak negara ini,” ujarnya.

Sumber : Beritasatu.com dan Ourvoice.or.id