Ourvoice.or.id. Selama ini, Israel dikenal sebagai tujuan wisata ziarah. Namun lima tahun terakhir, tanah yang Tuhan janjikan versi bangsa Yahudi, ini telah menjadi daya tarik bagi kaum gay.
Menurut Yaniv Poria, profesor di jurusan hotel dan manajemen wisata Universitas Ben Gurion, hampir tiap hotel kelas atas di Israel menyediakan pantai khusus untuk kaum lelaki penyuka sesama jenis itu.
Sebut saja pantai Hassidic di Tel Aviv. Bagian pantai yang dikelola Hotel Hilton ini dibagi dua dengan tembok lebih dari delapan meter. Di bagian dalam, saban Ahad, Selasa, Kamis, khusus bagi perempuan. Pada Senin, Rabu, dan Jumat giliran kaum lelaki.
Aturan ini sesuai halachic, ajaran agama Yahudi yang melarang lelaki dan perempuan belum menikah melihat lawan jenis dengan pakaian minim. Tapi di luar tembok, kaum pria, para homo, bisa mandi tiap hari di pantai.
Ini tidak menghenrankan. Sebab menurut Poria, pemerintah mendukung promosi wisata kaum gay yang dikenal dengan industri “dolar merah mudaâ€. “Seperti negara-negara lain, pemerintah memasarkan di tingkat lokal atau secara rahasia,†ujarnya, seperti dilansir surat kabar Christian Science Monitor.
Karena itu tidak mengherankan bila wisatawan gay ke Israel terus melonjak. Menurut Shai Doitsh, kepala departemen wisata gay di Agudah (Perkumpulan Gay, Lesbian, Biseksual, dan Transkelamin Israel), tahun ini saja jumlah pelancong gay sudah ribuan. Padahal lima tahun lalu masih ratusan.
Aturan yang kian longgar memang mempermudah. Mahkamah Agung Israel telah menetapkan sodomi bukan kejahatan sejak dua dekade lalu. Kaum gay juga bisa masuk militer, mewarisi hartanya, dan menikah. Tahun ini, pasangan sesama jenis dibolehkan mengadopsi anak.
Tentu saja, lonjakan ini menggusarkan kelompok Yahudi konsevatif. Tahun lalu, mereka memaksa kementerian pariwisata menghentikan promosi wisata gay dan anggota parlemen ortodoks mengancam menggulingkan pemerintahan. “Pihak-pihak yang tidak mengakui kesucian Yerusalem harus menjauh,†kata Wakil Perdana Menteri Eli Yishai dari Partai Shas yang sangat religius. (mdk/fas)
sumber : http://m.merdeka.com