Search
Close this search box.

Ilustrasi. (sumber: News.com.au)
Ilustrasi. (sumber: News.com.au)

Ourvoice.or.id- Aktivitas seksual anak-anak Australia tidak mengarah ke penetrasi, karena mereka dalam masa  eksplorasi. Laporan Pemerintah Australia mengklaim, bahwa aktivitas seksual antara 11 dan 12 tahun, yang dilakukan anak-anak, baik antarjenis maupun sesama jenis, merupakan hal yang masih dalam batas normal.

The Australian Centre for the Study of Sexual Assault telah membuat daftar perilaku aktivitas seksual anak berusia 11 dan 12 tahun, yang dinilai sesuai dengan tahapan perkembangannya.

Aktivitas seks seperti mencium atau menggoda saudaranya (adik), meski jenis kelaminnya sama, menurut laporan tersebut, tidak bisa diartikan, bahwa  anak tersebut homoseksual atau dianggap telah melakukan pelecehan.

Australian Institute of Family Studies, yang memantau The Australian Centre for the Study of Sexual Assault mengatakan, bahwa aktivitas seksual tidak mengarah ke hubungan seks.

“Semua orang tahu bahwa aktivitas seksual tidak berarti penetrasi,” kata Kepala Institut Penelitian, Dr Daryl Higgins, seperti dikutip News.com.au, Rabu (24/10).

Ia mengatakan daftar perilaku seksual yang tepat dan pantas untuk anak-anak dari berbagai usia berasal dari hasil penelitian, dan “bukan nasihat  untuk orangtua”.

Namun, sebuah kelompok perlindungan anak, Bravehearts, mengatakan, bahwa daftar tersebut dinilai “agak menyesatkan”.

“Pada usia itu, eksplorasi memang merupakan hal yang normal misalnya, hal yang mendasar adalah berciuman, tapi tidak termasuk penetrasi.”

Laporan inses yang didanai pemerintah federal menunjukkan, bahwa kebanyakan orangtua biasanya mengabaikan, menolak atau tidak menganggap aktivitas seks yang dilakukan anak-anak sebagai pelecehan seksual.

“(Tapi) penelitian menunjukkan bahwa pelecehan seksual yang dilakukan saudara kandung lebih menonjol daripada jenis lain dari pelecehan seksual dalam keluarga.”

Saudara tertua adalah pelaku yang paling umum, menargetkan adik perempuan atau adik lelakinya yang usianya lima tahun lebih muda.

Saudara kandung sering menggunakan tangan dan kakinya untuk menundukkan korban, atau digunakan untuk melakukan pemaksaan secara verbal, ancaman, suap atau tipuan.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa sekitar delapan dari 10 korban yang usianya lebih muda, mengaku takut memberitahu orangtuanya tentang pelecehan seksual yang telah dialaminya.

Beranjak dari bukti itulah, Dr Higgins mendesak orangtua mencari konseling untuk anak-anaknya jika mereka dicurigai menjadi korban pelecehan seksual.

sumber : http://www.beritasatu.com