Search
Close this search box.

Untuk pertama kalinya, dua pria kulit hitam Afrika ikut ambil bagian dalam Kontes Mr Gay World. Pemilihan pria gay paling tampan sedunia tahun ini digelar di Johannesburg, Afrika Selatan. Tema yang diangkat adalah pemberdayaan pria gay dan pembelaan hak-hak kaum homoseksual.

Robel Hailu (24) berjalan di atas panggung dengan memakai baju tradisional dan kemudian memperkenalkan diri. Ia berbadan kecil jika dibandingkan dengan peserta-peserta dari negara-negara lain seperti Meksiko, Amerika Serikat, Prancis dan Filipina.

Jelas terlihat dia masih sangat canggung berada di depan publik.

Hailu juga bisa dibilang baru untuk hal lain. Di negara asalnya, homoseksualitas dianggap illegal. Siapa yang melakukannya bisa diganjar hukuman penjara. Sejak memutuskan untuk ikut pemilihan Mr Gay World, Hailu mendapat ancaman dari penelpon tidak dikenal. Ia juga mendapatkan ancaman bunuh online.

Keluarganya baru tahu bahwa Hailu berorientasi seks sejenis lewat media yang memberitakan keikutsertaannya dalam ajang kontes pria gay itu. Keluarganya langsung memutuskan hubungan.

Hailu sudah menduga akan mendapat banyak hujatan. Namun demikian, ia tidak pernah menduga keluarganya akan meninggalkannya. Sekarang ia tinggal di Afrika Selatan, tempat ia belajar. Hailu berpikir mungkin ia tidak akan pernah bisa pulang ke Ethiopia lagi.

Tapi, berbeda dengan peserta lainnya dari Zimbabwe yang mundur karena khawatir akan keselamatan keluarganya, Hailu tidak bergeming. Ia bertekad menyampaikan kepada dunia betapa sulitnya menjadi seorang gay di negaranya.

Mr Namibia
Peserta Mr Gay World dari Afrika lainnya adalah Wendelinus Hamutenya (25) yang berasal dari Namibia. Tujuh tahun lalu ia memberitahu keluarganya bahwa ia seorang homoseksual. Ayahnya langsung memanggil polisi yang kemudian membawanya ke bagian kejiwaan di sebuah rumah sakit di Windhoek.

Walau sudah tidak pernah diterapkan lagi, Namibia masih punya undang-undang yang melarang sodomi. Hamutenya sekarang sudah berdamai dengan ayahnya. Katanya, ayahnya bangga ia ikut kontes ini.

Hamutenya ingin sekali menang. Tujuan utamanya adalah menunjukkan bahwa ada pria kulit hitam Afrika yang juga gay. “Politisi Afrika sering berkata bahwa menjadi seorang gay itu tidak sesuai dengan Afrika,” katanya.

“Itu adalah sesuatu yang kita dapat dari Barat. Tapi, saya orang Afrika kulit hitam dan lahir di sini. Ini adalah bagian dari kita.”

Kontroversi di Afrika
Partisipasi Hailu dan Hamutenya dalam ajang pemilihan Mr Gay World menjadi kontroversi karena di sebagian besar negara di Benua Afrika homoseksualitas dianggap illegal. Tuan rumah acara, di atas kertas, adalah negara yang paling toleran.

Menurut UUD Afrika Selatan, diskriminasi karena orientasi seksual dilarang. Pernikahan sesama jenis diizinkan. Namun demikian, homofobia masih merajalela. Dalam beberapa waktu terakhir Afrika Selatan diguncang oleh berbagai tindak kriminal terhadap kaum lesbian.

“Lima tahun lalu ajang Mr Gay World digelar untuk pertama kali dengan tujuan menciptakan citra positif tentang pria gay dan juga untuk mencari duta pembela hak kaum gay,” kata Coenie Kukkuk, direktur acara di Afrika Selatan.

Ia menekankan bahwa ini bukan ajang kegantengan. Kukkok menjelaskan bahwa para peserta diberi ujian tentang sejarah gerakan kaum gay dan juga ada wawancara dengan juri. Kompetisi celana renang digelar hanya untuk menarik perhatian, katanya.

Waktu penjurian
Para kontenstan berdiri di atas panggung. Lampu terang menyoroti wajah-wajah tegang mereka. Dari 22 peserta akan diambil sepuluh finalis. Nama-nama mereka yang lolos satu per satu dipanggil. Hailu tidak masuk sepuluh besar, Hamutenya juga tidak.

Hamutenya duduk di ruang rias di belakang panggung. Ia tidak mau berbicara. “Kenapa mereka tidak memasukkan setidaknya satu pria dari Afrika ke sepuluh besar?” ia bergumam. Hailu mempertanyakan apa sebenarnya tujuan pemilihan ini. Apakah cerita yang ia bawa kurang kuat?

Menurut panitia, peserta dari Afrika kurang artikulatif dan percaya diri. Mereka kurang pengalaman jadi tidak berhasil masuk sepuluh besar. Namun demikian, mereka tetap bertepuk tangan ketika pemenang diumumkan. Mr Selandia Baru, pria berotot dengan senyum lebar, terpilih sebagai Mr Gay World 2012.

Dua pria gay Afrika itu tidak akan menyerah. Hailu dan Hamatenya akan terus berjuang untuk membela hak-hak kaum gay, mungkin tidak di seluruh dunia tapi setidaknya di Afrika.

Elles van Gelder saat ini sedang menyusun cerita bersambung tentang homoseksualitas di Afrika. Proyek ini dibiayai oleh NCDO. Pertengahan tahun ini akan dirilis sebuah film dokumenter yang menceritakan perjalanan Hailu dan Hamatunye dalam kontes Mr Gay World 2012.

sumber : http://www.rnw.nl